Monday 7 July 2014

MERAIH RIDHO ALLAH SWT

Hadirin Rahimani warahimakumullah,
Di dalam diri manusia sebagai hamba Allah telah lumrah untuk berusaha segenap tenaga untuk memperoleh suatu tujuan yang ingin dia capai. Ketika seorang anak yang ingin menjadi atlet sepakbola, maka dia akan berusaha sekuat tenaga berlatih dengan sungguh-sungguh dari mulai belajar tehnik-teknik sepakbola seperti jugling, passing, heading hingga shooting bola ke muka gawang. Kemudian ada pun suplemen khusus untuk menggenjot stamina anak tersebut agar tubuhnya selalu fit. Maka apa yang sebenarnya yang ingin dia capai? Maka tidak lain hanya untuk menjadi ahli sepakbola yang profesional, bisa masuk tim inti club sepakbola atau menjadi punggawa timnas. Maka hadirin yang dimuliakan Allah SWT.,seperti itulah amalan yang senantiasa kita lakukan setiap saat yaitu ketika iman kita mengendor, sekuat tenaga kita berusaha membenahi segala kekurangan kita, pertama datang ke tempat diadakannya majelis Ilmu agama, mendengarkan ceramah agama atau membaca buku Islami yang bisa membangkitkan ghirah kita untuk beramal, berdzikir kepada Allah sebanyak-banyaknya hingga kita di-istiqamahkan oleh Allah SWT. Lalu apakah yang menjadi motivasi kita? Apakah mejadi tim sepakbola juga? Tidak hadirin, kita beramal semata-mata untuk mencari Ridho Allah dan termasuk ke dalam Tim Rasulullah SAW., bukan di senayan atau pun di Brazil melainkan di Surga yang didalam nya ada air yang mengalir dan nikmat di atas kenikmatan yang tidak akan pernah habis
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. (Yang) demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya( Surat Al Bayyinah : 7-8)
dan tidak akan pernah surga itu dimiliki oleh orang yang diperbudak dunia dan orang-orang yang tidak menginginkan surga.
Rasulullah SAW,. Bersabda:
كل امتى يدخلون الجنة الامن اباْ. قال: ومن ياْبىْ يا رسول الله ؟ قال : ومن اطعنى دخل الجنة ومن عصانى فقد اباْ
Artinya:
“Semua umatku akan memasuki surga, kecuali yang menolak. Sahabat bertanya, siapakah yang menolak itu Ya Rasulallah? Rasulullah SAW., menjawab: Barang siapa yang taat kepadaku, maka dialah yang akan bersamaku di dalam surga. Dan barang siapa yang tidak taat kepadaku, maka dialah yang menolak surga.”
Hadirin yang sama-sama mengharapkan ridho Allah,
Di dalam ayat-ayat al Quran seringkali kita menemukan kata-kata قدافلح seperti halnya di dalam permulaan Surat al Mu’minun قدافلح الموْمنون  (sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman) atau di dalam ayat ke-14 di dalamSurat al A’la قدافلح من تزكى (Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang membersihkan diri)
Ulama nahwu dan sharaf berpendapat bahwasanya penggunaan قد merupakan sebuah pernyataan pengeras atau penegasan yang berarti “pasti”, PASTI افلح , pasti beruntung. Ini merupakan janji Allah bagi janji manusia yang jauh dari kepastian. انك لاتخلف المعا د (sesungguhnya Engkau tidak pernah menyalahi janji).
Hadirin rahimani warahimakumullah ada tiga poin penting dalam meraihRidho Allah SWT.,
Yang Pertama adalah “Beribadah dengan landasan iman dan tauhid yang kokoh”
Allah SWT., ‘Azza Wa Jalla berfirman:
وما خلق ت الجن والانس الا ليع بدون
Artinya:
“Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah (kepada-Ku)”
Lalu apakah itu iman?
Iman adalah ketika tubuh Bilal bin Rabah yang mulia dicambuk, didera dengan luka yang sangat. Ketika tubuh Bilal dibaringkan di bawah terik matahari dan dihimpit tubuhnya dengan batu besar oleh orang kafir Quraiys dan Bilal berkata: “Ahad,,Ahad,,Ahad” (Tuhan yang SATU).
Lalu apakah itu iman?
Iman adalah ketika orang Quraisy mencemooh Rasulullah ketika beliau di Isra dan di Mi’rajkan Allah SWT. Dan pada saat itu orang-orang kafir berbondong-bondong ke rumah Abu Bakar Ash Shidiq. Wahai Abu Bakar, temanmu sudah Gila, masa dalam satu malam Muhammad bisa melakukan perjalan ke Baitul Maqdis dan terbang kelangit?. Abu Bakar bertanya: Siapakah dia yang kalian bicarakan itu? Siapa lagi kalau bukan Muhammad. Abu Bakar menjawab: Seandaianya Muhammad yang berkata itu Muhammad, Saya Percaya!
Hadirin yang dirahmati Allah SWT ,
Poin yang kedua untuk Meraih Ridho Allah adalah:
“Bersatu dalam Ikatan Ilahi Rabbi”
Allah SWT berfirman:
واتكم من كم امة يدعون الى الخيرياْمرون با المعروف وين هون عن المنكر واولئك هم المفلحون
Artinya:
“Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan ummat yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, dan merekalah orang-orang yang beruntung”
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT.,
Miris jika kita melihat keadaan umat sekarang ini, di sisi lain kita ingin bangkit dari segala kelemahan dan keterpurukan, di tempat yang lain banyak diantara umat Rasulullah SAW jauh sejauh-jauhnya meninggalkan agama. Lebih mementingkan golongan daripada pertolongan, lebih mementingkan bendera daripada saudara dan lebih mementingkan hasrat dari pada akhirat. Kita adalah makhluk terhormat bukan terlaknat. Padahal akhirat adalah sebaik-baik tempat. 
يايتهاالنفس المطمئنه ارجعي الي ربك راضية مرضية فدحلي في عبادي وخلي جنةي
Artinya:
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Allah dengan ridho dan keredhoannya. Masuklah kedalam golongan hambaKu yang shalih dan masuklah ke dalam surgaKu”
Dan poin yang terakhir yaitu “Memberi nasihat kepada penguasa atau pemimpin.
Allah SWT., berfirman:
يايها الذين امنو اطيع الله واطيع الرسول واوللامر من كم
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasulnya dan Pemimpin diantara kalian”
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT.,
Ulil Amri atau dalam kata lain yang mempunyai urusan adalah seseorang yang dipilih oleh Allah yang dibebankan amanah atas segala urusan yang harus dia pertanggung jawabkan. Sebagai bawahan yang baik seyogyanya kita mentaati atasan. Namun ini tidak bersifat mutlak, karena ulil amri itu harus orang yang diseru dalam penggalan ayat ini yaitu يايهالذين امنو (wahai orang-orang yang beriman). Maka jika pemimpin kita taat kepada Allah dan RasulNya, WAJIB kita untuk mentaatinya. Namun jika Pemimpin kita justru sebaliknya bertolak belakang dengan apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya, maka kita tidak ada kewajiban untuk mentaatinya. Maka jika ada kejanggalan dengan apa yang pemimpin kia lakukan, maka berikanlah nasihat yang baik.

Yang benarnya dari Allah SWT., dan yang salah dari kebodohan saya.
Wassalamu’alaikum wr wb.