Hadirin
Rahimani warahimakumullah,
Di dalam diri
manusia sebagai hamba Allah telah lumrah untuk berusaha segenap tenaga untuk
memperoleh suatu tujuan yang ingin dia capai. Ketika seorang anak yang ingin
menjadi atlet sepakbola, maka dia akan berusaha sekuat tenaga berlatih dengan
sungguh-sungguh dari mulai belajar tehnik-teknik sepakbola seperti jugling,
passing, heading hingga shooting bola ke muka gawang. Kemudian ada pun suplemen
khusus untuk menggenjot stamina anak tersebut agar tubuhnya selalu fit. Maka
apa yang sebenarnya yang ingin dia capai? Maka tidak lain hanya untuk menjadi
ahli sepakbola yang profesional, bisa masuk tim inti club sepakbola atau
menjadi punggawa timnas. Maka hadirin yang dimuliakan Allah SWT.,seperti itulah
amalan yang senantiasa kita lakukan setiap saat yaitu ketika iman kita
mengendor, sekuat tenaga kita berusaha membenahi segala kekurangan kita,
pertama datang ke tempat diadakannya majelis Ilmu agama, mendengarkan ceramah
agama atau membaca buku Islami yang bisa membangkitkan ghirah kita untuk
beramal, berdzikir kepada Allah sebanyak-banyaknya hingga kita di-istiqamahkan
oleh Allah SWT. Lalu apakah yang menjadi motivasi kita? Apakah mejadi tim
sepakbola juga? Tidak hadirin, kita beramal semata-mata untuk mencari Ridho
Allah dan termasuk ke dalam Tim Rasulullah SAW., bukan di senayan atau pun di
Brazil melainkan di Surga yang didalam nya ada air yang mengalir dan nikmat di
atas kenikmatan yang tidak akan pernah habis
Artinya:
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka itu adalah sebaik-baik
makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha
terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. (Yang) demikian itu adalah
(balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya” ( Surat Al Bayyinah :
7-8)
dan tidak akan
pernah surga itu dimiliki oleh orang yang diperbudak dunia dan orang-orang yang
tidak menginginkan surga.
Rasulullah
SAW,. Bersabda:
كل امتى يدخلون الجنة الامن اباْ. قال: ومن ياْبىْ يا رسول الله ؟ قال
: ومن اطعنى دخل الجنة ومن عصانى فقد اباْ
Artinya:
“Semua umatku
akan memasuki surga, kecuali yang menolak. Sahabat bertanya, siapakah yang
menolak itu Ya Rasulallah? Rasulullah SAW., menjawab: Barang siapa yang taat
kepadaku, maka dialah yang akan bersamaku di dalam surga. Dan barang siapa yang
tidak taat kepadaku, maka dialah yang menolak surga.”
Hadirin yang
sama-sama mengharapkan ridho Allah,
Di dalam
ayat-ayat al Quran seringkali kita menemukan kata-kata قدافلح seperti halnya di dalam permulaan Surat al
Mu’minun قدافلح الموْمنون (sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman) atau di dalam ayat ke-14 di dalamSurat
al A’la قدافلح من تزكى (Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang membersihkan diri)
Ulama nahwu
dan sharaf berpendapat bahwasanya penggunaan قد merupakan sebuah pernyataan
pengeras atau penegasan yang berarti “pasti”, PASTI افلح , pasti beruntung. Ini merupakan janji
Allah bagi janji manusia yang jauh dari kepastian. انك
لاتخلف المعا د (sesungguhnya
Engkau tidak pernah menyalahi janji).
Hadirin
rahimani warahimakumullah ada tiga poin penting dalam meraihRidho Allah SWT.,
Yang Pertama
adalah “Beribadah dengan landasan iman dan tauhid yang kokoh”
Allah SWT.,
‘Azza Wa Jalla berfirman:
وما خلق ت الجن والانس الا ليع بدون
Artinya:
“Dan tidaklah
Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah (kepada-Ku)”
Lalu apakah
itu iman?
Iman adalah
ketika tubuh Bilal bin Rabah yang mulia dicambuk, didera dengan luka yang
sangat. Ketika tubuh Bilal dibaringkan di bawah terik matahari dan dihimpit
tubuhnya dengan batu besar oleh orang kafir Quraiys dan Bilal berkata:
“Ahad,,Ahad,,Ahad” (Tuhan yang SATU).
Lalu apakah
itu iman?
Iman adalah
ketika orang Quraisy mencemooh Rasulullah ketika beliau di Isra dan di Mi’rajkan
Allah SWT. Dan pada saat itu orang-orang kafir berbondong-bondong ke rumah Abu
Bakar Ash Shidiq. Wahai Abu Bakar, temanmu sudah Gila, masa dalam satu malam
Muhammad bisa melakukan perjalan ke Baitul Maqdis dan terbang kelangit?. Abu
Bakar bertanya: Siapakah dia yang kalian bicarakan itu? Siapa lagi kalau bukan
Muhammad. Abu Bakar menjawab: Seandaianya Muhammad yang berkata itu Muhammad,
Saya Percaya!
Hadirin yang
dirahmati Allah SWT ,
Poin yang
kedua untuk Meraih Ridho Allah adalah:
“Bersatu dalam
Ikatan Ilahi Rabbi”
Allah SWT
berfirman:
واتكم من كم امة
يدعون الى الخيرياْمرون با المعروف وين هون عن المنكر واولئك هم المفلحون
Artinya:
“Dan hendaklah
ada di antara kalian segolongan ummat yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah
dari kemungkaran, dan merekalah orang-orang yang beruntung”
Hadirin yang
dimuliakan Allah SWT.,
Miris jika
kita melihat keadaan umat sekarang ini, di sisi lain kita ingin bangkit dari
segala kelemahan dan keterpurukan, di tempat yang lain banyak diantara umat
Rasulullah SAW jauh sejauh-jauhnya meninggalkan agama. Lebih mementingkan
golongan daripada pertolongan, lebih mementingkan bendera daripada saudara dan
lebih mementingkan hasrat dari pada akhirat. Kita adalah makhluk terhormat
bukan terlaknat. Padahal akhirat adalah sebaik-baik tempat.
يايتهاالنفس المطمئنه
ارجعي الي ربك راضية مرضية فدحلي في عبادي وخلي جنةي
Artinya:
“Wahai jiwa
yang tenang, kembalilah kepada Allah dengan ridho dan keredhoannya. Masuklah
kedalam golongan hambaKu yang shalih dan masuklah ke dalam surgaKu”
Dan poin yang
terakhir yaitu “Memberi nasihat kepada penguasa atau pemimpin.
Allah SWT.,
berfirman:
يايها الذين امنو
اطيع الله واطيع الرسول واوللامر من كم
Artinya:
“Wahai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasulnya dan Pemimpin diantara
kalian”
Hadirin yang
dimuliakan Allah SWT.,
Ulil Amri atau
dalam kata lain yang mempunyai urusan adalah seseorang yang dipilih oleh Allah
yang dibebankan amanah atas segala urusan yang harus dia pertanggung jawabkan.
Sebagai bawahan yang baik seyogyanya kita mentaati atasan. Namun ini tidak
bersifat mutlak, karena ulil amri itu harus orang yang diseru dalam penggalan
ayat ini yaitu يايهالذين امنو
(wahai orang-orang yang beriman). Maka jika pemimpin kita taat kepada Allah dan
RasulNya, WAJIB kita untuk mentaatinya. Namun jika Pemimpin kita justru
sebaliknya bertolak belakang dengan apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya,
maka kita tidak ada kewajiban untuk mentaatinya. Maka jika ada kejanggalan
dengan apa yang pemimpin kia lakukan, maka berikanlah nasihat yang baik.
Yang benarnya dari Allah SWT., dan yang salah dari kebodohan saya.
Yang benarnya dari Allah SWT., dan yang salah dari kebodohan saya.
Wassalamu’alaikum
wr wb.