KH. Hasyim Asy’
ari, Pendiri Nahdlatul Ulama (NU)
Surakarta (An-najah.net)
– Jauh Hari sebelum Revolusi Iran tahun 1979. Dimana Khomeini berusaha
mengeksport ajaran syiahnya keseluruh negeri-negeri kaum muslimin
termasuk Indonesia. KH. Hasyim Asy’ari telah membuat suatu Qanun yang isinya didalamnya mewanti-wanti agar kaum
Nahdiyin (NU) berpegang teguh dengan Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
serta mewaspadai dan tidak mengikuti faham syiah. (Habib Ahmad Zain
Alkaf, Export Revolusi Syiah Ke Indonesia, hal 217 – 218)
Dalam Qanun Asasi Li Jam’iyah Nahdlatul Ulama hamalan tujuh tersebut. Beliau menyampaikan sebuah hadits Rasulullah Saw yang berbunyi :
قَالَ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ :
إِذَا ظَهَرَتِ الْفِتَنُ أَوِ الْبِدَعُ وَ سُبُّ أَصْحَابِى فَلْيُظْهِرِ
الْعَالِمُ عِلْمَهُ, فَمَنْ لَمْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ
اللهِ وَ الْمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ, لاَ يَقْبَلُ اللهُ
مِنْهُ صَرْفًا وَلاَ عَدْلاً (أخرجه الخطيب في الجامع بين أداب الراوى
السامع)
“Apabila timbul fitnah atau bid’ah, dimana sahabat-sahabatku dicaci
maki, maka setiap orang yang berilmu diperintahkan untuk menyampaikan
ilmunya (menyampaikan apa yang ia ketahui mengenai kesesatan syiah). Dan
barang siapa tidak melaksanakan perintah tersebut, maka dia
akan mendapat laknat dari Allah dan dari Malaikat serta dari seluruh
manusia. Semua amal kebajikannya, baik yang berupa amalan wajib maupun
amalan sunnah tidak akan diterima oleh Allah”.
Kemudian dihalaman kesembilan KH. Hasyim Asy’ari dalam Qanun Asasinya
beliau berfatwa, bahwa madzhab yang paling benar dan cocok untuk di
ikuti di akhir zaman ini adalah empat madzhab yaitu Safi’I, Maliki, Hanafi, dan Hambali semua ini adalah Ahlus sunnah wal Jama’ah.
Selanjutnya beliau berkata; “Selain empat madzhab tersebut ada lagi
madzhab syi’ah Imamiyah dan Syiah Zaidiyah, tapi keduanya adalah ahli
bid’ah, tidak boleh mengikuti atau berpegangan dengan kata-kata mereka.
Adapun mengenai assawadul a’dhom (golongan terbanyak) sebagai tanda
golongan yang selamat dan akan masuk surga, maka di halaman ke Sembilan
Qanun Asasi tersebut. KH. Hasyim Asy’ari telah mengutip sabda Rasulullah
Saw :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِتَّبِعُوْا السَّوَادَ الأَعْظَمِ
Rasulullah Saw bersabda : “Ikutilah kalian kepada golongan terbanyak”.
Menanggapi Hadits assawadul a’dhom tersebut, KH. Hasyim Asy’ari
berfatwa; “Karena fakta membuktikan bahwa empat madzhab yaitu syafi’I,
Maliki, Hanafi, dan Hambali (kesemuanya Ahlus sunnah Wal Jama’ah)
tersebut merupakan madzhab yang paling banyak pengikutnya, maka
barangsiapa mengikuti madzhab empat tersebut mengikuti Asswadul A’dhom
dan siapa saja keluar dari empat madzhab tersebut, berarti telah keluar
dari Assawadul A’dhom”.
Dengan adanya fatwa-fatwa tersebut diatas, jelas bagi kita bahwa KH.
Hasyim Asy’ari sudah berusaha agar kaum Nahdiyyin berpegang teguh dengan
empat madzhab Ahlus sunnah serta waspada dan tidak sampai terpengaruh
dengan propaganda syiah.
Dengan demikian, menurut Habib Ahmad Zain Alkaff; kalau ada kyai NU
yang tidak beraqidah Ahlus sunnah wal jama’ah maka dia bukan orang NU,
karena dia telah menyimpang dari ajaran KH. Hasyim Asy’ari.
Anggota Majelis Tinggi NU Jawa Timur ini menegaskan kalau ada kyai
apalagi pengurus NU yang membela Syi’ah dan selalu berhubungan dengan
Syi’ah, maka dia adalah penghianat NU sebab dia telah berhianat terhadap
ajaran KH. Hasyim Asy’ari. (Anwar/annajah)