Thursday 20 February 2014

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh

Orang tua hebat yang dirahmati Allah, Insya Allah Sekolah Islam Terpadu Al Fityah menerima Calon Peserata Didik Baru TA 2014-2015



Hatur nuhun pisan....

Tuesday 11 February 2014

Fatwa KH. Hasyim Asy’ari Mengenai Kesesatan Syi’ah


KH. Hasyim Asy’ari, Pendiri Nahdlatul Ulama (NU)



Surakarta (An-najah.net) – Jauh Hari sebelum Revolusi Iran tahun 1979. Dimana Khomeini berusaha mengeksport ajaran syiahnya keseluruh negeri-negeri kaum muslimin termasuk Indonesia.  KH. Hasyim Asy’ari telah membuat suatu Qanun yang isinya didalamnya mewanti-wanti agar kaum Nahdiyin (NU) berpegang teguh dengan Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah serta mewaspadai dan tidak mengikuti faham syiah. (Habib Ahmad Zain Alkaf, Export Revolusi Syiah Ke Indonesia, hal 217 – 218)
Dalam Qanun Asasi Li Jam’iyah Nahdlatul Ulama hamalan tujuh tersebut. Beliau menyampaikan sebuah hadits Rasulullah Saw yang berbunyi :
قَالَ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : إِذَا ظَهَرَتِ الْفِتَنُ أَوِ الْبِدَعُ وَ سُبُّ أَصْحَابِى فَلْيُظْهِرِ الْعَالِمُ عِلْمَهُ, فَمَنْ لَمْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَ الْمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ, لاَ يَقْبَلُ اللهُ مِنْهُ صَرْفًا وَلاَ عَدْلاً (أخرجه الخطيب في الجامع بين أداب الراوى السامع)
“Apabila timbul fitnah atau bid’ah, dimana sahabat-sahabatku dicaci maki, maka setiap orang yang berilmu diperintahkan untuk menyampaikan ilmunya (menyampaikan apa yang ia ketahui mengenai kesesatan syiah). Dan barang siapa tidak melaksanakan perintah tersebut, maka dia akan mendapat laknat dari Allah dan dari Malaikat serta dari seluruh manusia. Semua amal kebajikannya, baik yang berupa amalan wajib maupun amalan sunnah tidak akan diterima oleh Allah”.
Kemudian dihalaman kesembilan KH. Hasyim Asy’ari dalam Qanun Asasinya beliau berfatwa, bahwa madzhab yang paling benar dan cocok untuk di ikuti di akhir zaman ini adalah empat madzhab yaitu Safi’I, Maliki, Hanafi, dan Hambali semua ini adalah Ahlus sunnah wal Jama’ah.
Selanjutnya beliau berkata; “Selain empat madzhab tersebut ada lagi madzhab syi’ah Imamiyah dan Syiah Zaidiyah, tapi keduanya adalah ahli bid’ah, tidak boleh mengikuti atau berpegangan dengan kata-kata mereka.
Adapun mengenai assawadul a’dhom (golongan terbanyak) sebagai tanda golongan yang selamat dan akan masuk surga, maka di halaman ke Sembilan Qanun Asasi tersebut. KH. Hasyim Asy’ari telah mengutip sabda Rasulullah Saw :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِتَّبِعُوْا السَّوَادَ الأَعْظَمِ
Rasulullah Saw bersabda : “Ikutilah kalian kepada golongan terbanyak”.
Menanggapi Hadits assawadul a’dhom tersebut, KH. Hasyim Asy’ari berfatwa; “Karena fakta membuktikan bahwa empat madzhab yaitu syafi’I, Maliki, Hanafi, dan Hambali (kesemuanya Ahlus sunnah Wal Jama’ah) tersebut merupakan madzhab yang paling banyak pengikutnya, maka barangsiapa mengikuti madzhab empat tersebut mengikuti Asswadul A’dhom dan siapa saja keluar dari empat madzhab tersebut, berarti telah keluar dari Assawadul A’dhom”.
Dengan adanya fatwa-fatwa tersebut diatas, jelas bagi kita bahwa KH. Hasyim Asy’ari sudah berusaha agar kaum Nahdiyyin berpegang teguh dengan empat madzhab Ahlus sunnah serta waspada dan tidak sampai terpengaruh dengan propaganda syiah.
Dengan demikian, menurut Habib Ahmad Zain Alkaff; kalau ada kyai NU yang tidak beraqidah Ahlus sunnah wal jama’ah maka dia bukan orang NU, karena dia telah menyimpang dari ajaran KH. Hasyim Asy’ari.
Anggota Majelis Tinggi NU Jawa Timur ini menegaskan  kalau ada kyai apalagi pengurus NU yang membela Syi’ah dan selalu berhubungan dengan Syi’ah, maka dia adalah penghianat NU sebab dia telah berhianat terhadap ajaran KH. Hasyim Asy’ari. (Anwar/annajah)