Penulis : Aafia Muthmainnah Hidayat (Kelas 2 SDIT Al Fityah)
Editor : Taupik Hidayat
Pada suatu pagi yang cerah, saatnya aku berangkat ke sekolah bersama Ayah dan Aifa adikku yang sekarang duduk di kelas 1 pada sekolah yang sama dimana aku menuntut ilmu.
Sampailah aku di gerbang sekolah, aku disambut senyum
ramah dan hangat dari guru-guru yang berdiri dekat gerbang sekolah.
“Assalamu’alaikum
Aafia dan Aifa, bagaimana kabarnya?” Sapa Ustadz Anto Kepala SDIT Al Fityah
dengan senyum ramahnya.
“Wa’alaikum
salam, alhamdulillah ana sehat Ustadz” Jawabku sembari mengisyaratkan dua
jemari menyambut salam begitu juga Aifa sambal berlari kencang buru-buru masuk
ke kelas.
Kemudian datang
lah khaira sahabatku di luar gerbang sekolah yang aku lewati tadi, dan aku
menunggu Khaira, lebih menyenangkan jika masuk kelasnya Bersama-sama. Khaira disambut
oleh ustadz dan ustadzah yang menyambut siswa SDIT Al Fityah.
Aku menyambut tangan Khaira dan bergandengan tangan
pergi ke kelas 2 Ibnu Hambal.
Kriiiiiiiiiiiiing, bunyi
bel berbunyi.
waktu nya istirahat untuk
kelas 1, 2 dan 3.
Waduh, dimana ya sandalku
? padahal tadi aku letak di sini, eh dimana ya, kok aku jadi pelupa ya?” Dalam
hatiku berkata
Woi, ada apa Aafia, lagi
mikirin apa? Uang antum hilang?” Tanya Khaira penasaran.
“Bukan, Khaira, bukan
uang”
“Jadi apa yang hilang?”
“Sandal ana tidak ada,
dimana ya aku taruh tadi, kok bisa hilang, siapa sih yang iseng?”
“Coba antum ingat
baik-baik Aafia, dimana tadi sandalnya antum taruh.” Saran Khaira
.”Ana lupa”
“Hiks” Khaira menahan
tawa seolah meledek.
“Antum kok ngetawain ana,
Khaira?”
“Tidak Aafia., ana heran
aja, antum kan belum tua, tapi kok sudah pelupa?” Ledek Khaira.
‘Ya sudah Aafia, ana
bantu antum cari sandalnya, ya…!”
“Nah gitu dong dari tadi
kek”
Bersambung....