MAKALAH
KETELADANAN ORANGTUA
TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK
Oleh: Taupik Hidayat
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL AZHAR
PEKANBARU
TAHUN 2011
KATA PENGANTAR
Segala Puji hanya bagi Allah SWT., yang telah memberikan
kita nikmat sehat, sehingga kita senantiasa dapat beraktivitas untuk mencari
keridhaan-Nya. Salawat beserta salam, semoga tetap tercurah kepada Rasulullah
SAW., kepada keluarganya, sahabatnya, beserta kita selaku umatnya yang
senantiasa memegang teguh sunah beliau.
Makalah yang hadir dihadapan anda ini merupakan suatu
makalah yang membahas tentang “Keteladanan Orang Tua Terhadap Perkembangan
Anak”, yang di dalamnya akan diuraikan sejauh mana keteladanan orangtua mampu
memberikan perubahan positif dalam jiwa anak, introspeksi dan mereka mampu
menjalankan prinsip-prinsip kehidupan.
Saya mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada dosen pembimbing, Dra. Hj. Devi Deswimar, MA., yang senantiasa
memberikan saran dan kritiknya agar makalah ini dapat disusun dengan sempurna.
Semoga makalah ini keberadaannya menjadi sangat relevan
dalam meningkatkan mutu sikap kita sebagai orang tua dari anak-anak kita.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
BAB
I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
A.
Latar Belakang………………………………………………….... 1
B.
Alasan Pemilihan Judul…………………………………………... 2
C.
Penjelasan Istilah…………………………………………………. 2
D.
Permasalahan…………………………………………………….. 4
1.
Sikap Yang Harus Dimiliki Orang
Tua……………………. 5
2.
Hal-hal Yang Harus Dihindari
Orang Tua…………………. 6
3.
Tahap-tahap Perkembangan
Perilaku Anak………………… 7
4.
Hal-hal Yang Harus Dikembangkan
Pada Anak…………… 8
5.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Anak………… 9
6.
Bentuk-bentuk Penyimpangan Anak……………………….. 10
E.
Tujuan Kegunaan Makalah……………………………………….. 11
BAB
II PENUTUP……………………………………………………………. 12
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Orang tua yang baik
adalah orang tua yang mampu memberikan keteladana yang baik kepada anak-anaknya.
Karena keteladanan memiliki peran penting dalam mengarahkan tingkah laku
anak-anak dan pemuda pada masa pembentukan awal mereka. Ia adalah sarana yang
paling sukses mempengaruhi moral generasi baru serta pembentukan mereka sebagai
pribadi ataupun anggota masyarakat. Sebab, keteladanan orang-orang yang
terdekat dengan si anak, yakni para pendidik, adalah contoh tertinggi dalam
pandangan anak yang tumbuh, dimana oleh karenanya dia akan mengikutinya dengan
baik dalam sikap atau tingkah laku. Bahkan karena adanya keteladanan itulah,
maka akan terpatri dalam jiwa dan perasaan si anak tersebut gambaran perkataan
perbuatan yang dimiliki oleh pendidiknya.
Dari sinilah kita
melihat, bahwa keteladanan merupakan faktor yang berpengaruh sangat besar dalam
kebaikan atau kerusakan seorang anak. Jika yang dijadikan keteladanan tersebut
adalah sosok yang jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia dan pemberani, maka
tumbuhlah anak itu dalam kejujuran, berakhlak mulia, dan pemberani. Sebaliknya,
jika sosok yang menjadi pendidik tersebut adalah seorang pendusta, penghianat,
kikir serta pengecut, maka tumbuhlah anak itu dalam dusta, hianat, sombong dan
kekikiran.
Sesungguhnya seorang
anak, betapapun potensinya untuk kebaikan itu besar, dan betapapun fitrahnya
itu suci bersih, dia tak akan bisa melaksanakan prinsip-prinsip kebaikan dan
pokok-pokok pendidikan yang baik, apabila dia tidak melihat pendidik mereka ada
di puncak keutamaan akhlak. Karena itu mudah bagi seorang pendidik untuk
mendikte anak sebuah system dari pembinaan, akan tetapi sulit bagi anak itu
untuk melaksanakan sistem ini, ketika dia melihat bahwa orang yang mendidiknya
dan mengarahkannya itu ternyata tidak konsekuen dengan sistem ini, tidak
mengaplikasikan pokok-pokok dan prinsip-prinsipnya[1].
B.
Alasan Pemilihan Judul
1.
Agar orang tua mampu melakukan pembenahan diri sebelum
memberikan keteladanan kepada anaknya,
2.
Karena orang tua harus mengetahui tata cara memberikan teladan yang baik bagi
anak,
3.
Agar orang tua mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku anak.
C.
Penjelasan Istilah
Keteladanan merupakan
hal yang sangat urgen bagi penunjang baik dan buruknya anak. “keteladanan”
berasal dari kata “teladan” yang diberi imbuhan depan ke-, dan akhiran –an.
Teladan merupakan sesuatu yang dapat ditiru atau baik untuk dicontoh
(perbuatan, kelakuan, sifat, dan sebagainya).
Contoh :
Ketekunannya menjadi teladan bagi teman-temannya.
Maka keteladanan bisa
diartikan hal yang dapat ditiru atau baik untuk dicontohkan; tidak perlu
diragukan lagi.
Contoh:
Keteladanannya sebagai orang tua.
Orang tua berasal dari
dua kata, yaitu : orang dan tua.
Orang berarti:
1.
Manusia (dalam arti khusus),
2.
Manusia (ganti diri ketiga yang
tidak tentu), Contohnya: Jangan lekas percaya pada mulut orang.
3.
Dirinya sendiri; manusianya
sendiri, Contohnya: Saya tidak berjumpa dengan orangnya.
4.
Kata penggolong manusia,
Contoh: Lima orang
nelayan.
5.
Anak buah atau bawahan, Contoh:
Orangnya Pak Camat.
Sedangkan tua artinya
sudah lama hidup, sudah termasuk di waktu yang lampau dan ada pula yang
mengartikan sudah masak atau sampai waktunya untuk dipetik.
Maka orang tua bisa
diartikan ayah atau ibu kandung, orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli,
dan sebagainya).
Terhadap merupakan
kata depan yang menunjukkan arah; kepada; lawan. Contoh: Dia segan terhadap
ayahku.
Perkembangan
berasal dari kata kembang yang berarti:
1. Bunga (dipakai untuk menyebut berbagai macam bunga)
2. Menjadi besar, dan sebagainya.
Kata kembang
diberikan imbuhan Per- dan akhiran –an, maka perkembangan
mengandung arti perihal berkembang.
Anak mengandung arti:
1. Keturunan yang kedua,
2. Manusia yang masih kecil
3. Binatang yang masih kecil, dan sebagainya.[2]
Anak yang
penulis maksudkan adalah anak kandung dari seorang ayah atau ibu yang berperan
sebagai pendidik bagi kelangsungan baik dan buruknya tingkah laku mereka.
D.
Permasalahan
Masyarakat kita
mengalami perubahan yang sangat cepat. Teknologi, struktur sosio ekonomi kita,
struktur keluarga kita dan budaya bisnis kita hanya merupakan sedikit contoh
yang berubah secara dramatis sepanjang hidup kita. Setiap perubahan itu telah
dibentuk dan terus terbentuk sebagai akibat dari sikap dan perilaku kita.
Misalkan, karena kita mampu mendapatkan apa saja yang kita inginkan atau kita
perlukan dengan cepat, seperti hot dog yang dibuat di microwave, informasi
instant melalui internet, kita menjadi kurang sabar dan kurang banyak akal.
Kita tidak memberikan peluang melaksanakan nilai-nilai moral tersebut. Kita
sering mendengar pasangan suami istri yang bercerai pada saat mereka menemui
kesukaran. Apa yang terjadi dengan komitmen? Ketika perusahaan sedang mengalami
kesukaran dan para pegawainya mencari pekerjaan lain, apa yang terjadi dengan
loyalitas?
Maka rumahlah yang
menjadi titik awal dari sebuah keteladanan. Di sanalah perasaan tenang, aman,
terindungi dan segala bentuk pembelaan apabila anak yang dia sayangi tersakiti
atau dilecehkan. Untuk membentuk keteladan itu tidak dapat dilakukan secara
tergesa-gesa, memaksa atau memberikan suatu sanksi yang dalam kondisinya anak
yang terhukum itu tidak tahu menahu tentang hukuman yang akan dia dapati dari
orang tuanya. Maka dari itu, dianggap perlu pembenahan sikap atau perilaku
orang tua yang sekiranya dapat membentuk sikap anak-anak yang patuh, cerdas,
bersahaja dan mampu berbakti kepada kedua orang tuanya.
1.
Sikap Yang Harus Dimiliki Orang Tua
Adapun beberapa
sikap yang perlu dimiliki oleh orang tua tersebut, antara lain:
a.
Introspeksi
Dalam kata lain, orang tua harus berkaca diri atau
menelaah baik dan buruknya perilaku diri sendiri. Seperti: ada dan tiadanya
sifat jujur, amanah, bertanggung jawab, penyayang dan bersikap adil kepada
anak-anaknya.,
b.
Evaluasi
Evaluasi dapat mengatur semua susunan
program yang terrancang secara apik mengenai cara pandang, menyikapi perilaku
sendiri, menelaah plus minus perbuatan baik orang tua yang bersangkutan. Maka
dari masalah ini orang tua akan tahu, sejauh mana dia mengukur perbuatan yang
telah dilakukannya.
c.
Manajemen Kemasyarakatan
Selain orang tua membuat usaha
perbaikan sikap, maka cara orang tua bergaul, hutang piutang, kerjasama atau
gotong royong, harus baik dan tidak bersilangan dengan ketenangan masyarakat
pada umumnya.
Apabila ketiga
komponen ini bersinergi dengan baik, maka orang tua akan mampu berdiri di depan
menjadi imam yang baik bagi keluarganya.
2.
Hal-hal Yang Perlu
Dihindari Oleh Orang Tua
a.
Menampakan kebiasaan-kebiasaan
buruk kepada anak; contohnya: merokok, mabuk-mabukan, foya-foya , judi dan
sebagainya.
b.
Salah penempatan pengungkapan
kasih saying kepada anak. Hal ini bisa terlihat dari peran orang tua yang
terlalu memberikan kebebasan kepada anak. Seperti : mengizinkan anak-anaknya
pacaran (seks bebas), memanjakan anak secara berlebihan atau memberikan
fasilitas-fasilitas praktis, karena perbuatan ini dapat membuat anak tidak
mandiri.
c.
Pertengkaran antara suami
dengan istri di depan anak. Hal ini bisa membuat suasana hati si anak dan
apabila hal ini berkelanjutan, si anak akan lebih memilih hidup di luaran.
Karena dia merasa bahwasanya rumahnya bukanlah suatu tempat yang aman yang
layak disinggahi.
d.
Memaksakan hukuman kepada anak
yang tidak sesuai dengan kesanggupan anak atau orang tua yang tidak adil dan
meng-anak emaskan salah satu dari anak-anak mereka..
Anak seharusnya diberikan
kesempatan untuk mendapatkan pengalaman mengenai dunia secara alamiah, tanpa diatur oleh
aturan kaku dan bebas dari pembatasan oleh orang dewasa.
3. Tahap-tahap Perkembangan
Anak
Seperti Aristoteles dan
Plato, Rousseu percaya bahwa perkembangan pada masa anak dan remaja terjadi
dalam serangkaian tahap. Ada
empat tahap perkembangan :
1.
Masa balita (infancy)(4
sampai 5 tahun pertama). Anak serupa dengan binatang, dengan kebutuhan fisik
yang kuat, dan sifat hedonistic (didominasi oleh kesenangan dan rasa sakit).
2.
Masa primitif (savage)
(5 sampai 12 tahun). Pada masa ini, perkembangan sensoris sangat penting.
Pengalaman sensoris seperti bermain, olahraga, dan permainan lain harus harus
menjadi focus pendidikan. Seperti Aristoteles, Rosseau menyatakan bahwa nalar
belumlah berkembang pada akhir masa ini.
3.
Tahap tiga (12 sampai 15
tahun). Nalar dan kesadaran diri berkembang pada tahao ini. Bersamaan dengan
melimpahnya energi fisik. Rasa ingin tahu harus dikembangkan dalam pendidikan
anak umur 12 sampai 15 tahun, dengan menyediakan berbagai kegiatan eksploratif.
4.
Tahap empat (15 sampai 20
tahun). Individu mulai menjadi matang secara emosional selama masa ini; sifat
mementingkan diri diganti dengan minat pada orang lain. Nilai dan moral juga
tampil pada masa perkembangan ini.
Rosseau memulihkan keyakinan
bahwa perkembangan bersifat bertahap atau melalui fase yang berbeda. Akan
tetapi, gagasannya tentang remaja bersifat spekulatif.[3]
4. Hal-hal Yang Harus
Dikembangkan Pada Anak
Baik dan buruknya sikap
atau cara pandang anak untuk menghadapi kehidupan, ada beberapa hal yang
dianggap perlu untuk di kembangkan dalam jiwa anak:
1.
Kepedulian dan empati,
2.
Kerjasama,
3.
Berani,
4.
Keteguhan hati dan komitmen,
5.
Adil,
6.
Suka menolong,
7.
Kejujuran dan integritas,
8.
Humor,
9.
Mandiri dan percaya diri,
10.
Loyalitas,
11.
Sabar,
12.
Rasa bangga,
13.
Banyak akal,
14.
Sikap respek,
15.
Tanggung jawab,
16.
Toleransi.,[4]
Berusaha untuk selalu
dekat bersama anak merupakan perbuatan mulia agar anak bisa menjadi manusia yang
berguna bagi orang tua, keluarga dan masyarakat pada umumnya.
5. Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Perkembangan Anak
1.
Faktor intern (dalam)
Faktor intern merupakan faktor awal bagaimana
seorang karakter anak terbentuk. Seorang ayah yang baik dapat menjadi teladan
yang baik bagi anaknya jika orang tua mampu memberikan contoh kejujuran,
keadilan, kesabaran dan bijaksana. Maka kepada orang tua diharapkan dapat
menjadi teman bicara yang baik bagi anak-anaknya pada saat anak-anak harus
melewati masa kanak-kanaknya hingga beranjak dewasa.
2. Faktor
ekstern (lingkungan)
Faktor ekstern dapat
dikatakan juga pengaruh lingkungan. Apabila lingkungannya baik, maka akan
memungkinkan apa yang didengar, dilihat, diraba dan dirasakan anak-anak
memberikan aura positif untuk perkembangan anak-anak. Kenalilah siapa-siapa
yang menjadi teman anak-anak atau dalam kata lain orangtua harus mengawasi
pergaulan anak-anaknya. Dampingilah anak-anak ketika menonton televisi,
bimbinglah mereka agar mereka diberikan pengarahan, mana tontonan yang layak ditonton
atau yang merusak moral.
3. Faktor gen (keturunan)
Faktor keturunan merupakan suatu
peryataan bahwasanya perubahan terjadi karena merupakan warisan genetic dari
orang tua mereka, seperti cacat, penyakit, dan temperamental. Hal ini dapat
mengubah seorang anak kehilangan percaya diri dalam mengarungi pergaulan di sekolah
maupun masyarakat.
6. Bentuk-bentuk
Penyimpangan Anak
Perubahan yang terus
berkembang pesat dari berbagai bidang, membuat daya pemikiran anak drastic
mengalami perubahan yang signifikan. Maka apabila tidak ditanggapi dengan
serius, maka akan mengakibatkan kesalahan fatal dalam cara mendidik mereka. Ada beberapa bentuk
penyimpangan yang dilakukan anak-anak yang mesti disikapi orang tua, antara
lain:
1.Merokok, narkotika dan obat-obatan terlarang;
2.Pergaulan bebas (free sex);
3.Busana yang tak semestinya dipakai;
4.Pornografi dan pornoaksi;
5.Pembangkangan kepada orang tua atau guru didik;
6.Pembangkangan terhadap nilai moral dan agama.
.
E.
Tujuan Kegunaan Makalah
Berikanlah ruang yang
lapang agar anak memilih jalan hidup; bebas tanpa beban. Ajarkan kepada mereka
kejujuran, keberanian, dan kemandirian dalam menghadapi setiap masalah. Adapun
beberapa manfaat yang dapat kita ambil dalam pembahasan makalah ini, antara
lain:
1.Menumbuhkan rasa cinta orang tua kepada anak;
2.Menumbuhkan rasa cinta anak kepada orang tuanya;
3.Menumbuhkan kesinergian dalam meniti kehidupan di dalam masyarakat;
BAB II
PENUTUP
Manusia yang sukses
bukanlah manusia yang mampu menaklukan dunia dan mejelajahinya, akan tetapi
mereka yang mampu mengendalikan diri sendiri. Karena dengan perubahan dari diri
sendiri, akan memberikan cahaya kepada anak-anaknya, kemudian akan memberi
ketenangan di dalam keluarganya, menciptakan suasana kondusif dalam masyarakat
dan pada akhirnya dunia mampu diubahnya, bahkan digenggapnya dengan erat.
Jadilah orang tua yang cinta kepada anak-anaknya, karena dengan cinta semesta
menjadi lebih berwarna dan didiklah mereka dengan baik, karena meskipun hidup
di dunia ini hanya sementara atau ada perpisahan, namun semoga dengan sifat rahim-Nya,
dikumpulkan di Surga-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Adham Jaror, Husni, Sang Idola, Mandiri Visi Media. Surakarta : Mandiri Visi
Media, 2004, cetakan pertama
Dep. Dik. Bud.,Kamus Besar Bahasa Indonesia ,
Jakarta : Balai
Pustaka, 1984
Santrock, John W, Adolescence:
Perkembangan Remaja, Jakarta :
Erlangga, 2003, Edisi VI
Schiller, Pam, dan Tamera Bryant, 16
Moral Dasar Bagi Anak, Jakarta :
PT. Elex Media Komputindo,1998
[1]Husni Adham Jaror, Sang Idola, Mandiri Visi Media, Surakarta ,cetakan pertama,
2004
[2] Dep. Dik. Bud.,Kamus Besar Bahasa Indonesia ,
Balai Pustaka, Jakarta ,
1984
[3] John W. Santrock, Adolescence: Perkembangan Remaja, Edisi VI,
Erlangga, Jakarta ,
2003
[4] Pam Schiller dan Tamera Bryant, 16 Moral Dasar Bagi Anak,PT. Elex
Media Komputindo, Jakarta ,1998
No comments:
Post a Comment